Iwan Fals Rugi membintangi TOP Coffe?
Semua lapisan masyarakat Indonesia mulai dari balita,remaja hingga orang tua tahu ketika mendengar Iwan Fals. Sang legenda hidup tersebut identik dengan karisma yang berbeda. Di era Soeharto, ia gemar menyuarakan bisikan yang menggelitik bagi para pemimpin elite yang korup lewat berbagai lirik lagunya. Ia juga sedikit membuat kesal para pebisnis yang menginginkan sosok Iwan Fals sebagai bintang iklan produknya dan sangat selektif.
Namun, apa yang terjadi sekarang? beliau sebagai penyanyi kelas berat mau menanda tangani kontrak yang memiliki moto "Kopinya Orang Indonesia". TOP Coffe, nama brand milik wings food group tersebut berhasil menembus balikade aroganisme pelantun tembang Bongkar+Bento .
Komentar yang cukup menyentil di swa ketika peluncuran TOP COFFEE:
Lalu pemilihan Brand Ambassador Iwan Fals, keuntungan buat Top Coffee, tetapi rugi besar buat Iwan Fals, sosok Asian Hero berakhir tragis ngamen jualan kopi… poorly Iwan Fals!”
Sejarah lagu Bento(jawa:goblok)
berikut cuplikan dari sejarah lagu bento
“Pada awalnya Iwan, kalau tidak salah mengusulkan nama Septiktank,
tapi saya dan beberapa kawan menolaknya. Lalu kita mengusulkan nama
yang kami pilih lewat lotere. Setelah diundi terpilihlah nama Swami, yang kebetulan nama itu usulan saya.” Ini plesetan dari kata “suami” karena mereka semua sudah beristeri.
Rata-rata awak Swami pernah terlibat Sirkus Barock. Baik pemain flute
Naniel, pemain gitar bass Nanoe, pemain piano Tatas, apalagi drummer
Inisisri yang banyak memberi warna musik Sirkus Barock. Hanya Jockie
Suryoprayogo dan Totok Tewel agak baru di Sirkus Barock.
Mereka pun bekerja. Lagu paling spektakular berjudul Bento.
Iwan sempat mengajak Ma’mun pergi ke studio tempat mixing dan minta
komentar tentang Bento. Ma’mun berkomentar, “Wah, ini kayak virus. Ini
cepet nyebarnya.”
“Iki piye Mas? (Ini bagaimana Mas?)” tanya Iwan.
“Apik. Virus kabeh (Bagus. Virus semua).”
Iwan dan kawan-kawan senang. Mereka makan nasi bungkus sembari mengobrol hingga pagi.
Bento diciptakan Iwan dan Naniel. Liriknya tentang seorang pengusaha
serakah dan korup. Bisnisnya “menjagal apa saja” asal dia senang dan
persetan orang susah.
“Bento” sendiri artinya “goblok” dalam dialek Jawa Timuran.
Ketika mengarang Bento, Iwan sempat memperhatikan seorang pengusaha, yang kaya dan kejam, punya rumah real estate.
Karakter Bento dibuatnya dari pengusaha ini. “Tapi saya nggak perlu
sebut (namanya). Saya nggak kenal pribadi, kenal jarak jauh,” katanya
pada saya.
namaku Bento, rumah real estate
mobilku banyak, harta melimpah
orang memanggilku bos eksekutif
tokoh papan atas, atas segalanya, asyik
Sawung Jabo membantu aransemen lagu tersebut, “Saya memasukkan unsur tema lead accoustic,” katanya.
Ketika beredar ke pasar, Swami memang ibarat virus. Lagu Bongkar juga
jadi salah satu hit. Mula-mula media sempat bertanya-tanya apakah TVRI
bersedia menyiarkan Swami. TVRI waktu itu satu-satunya stasiun televisi
di Indonesia. TVRI sepenuhnya dikuasai rezim Soeharto. Ternyata tanpa
ada keistimewaan, Bongkar muncul pada 13 Maret 1990. Ini mengejutkan
banyak wartawan musik.
sumber: http://www.andreasharsono.net
Iwan fals konser di Bali, OI padati GOR Ngurah Rai
Dibandingkan dengan konser pertama Iwan Fals, the Living legend
musisi Indonesia yang diadakan pada bulan April 2003 di panggung terbuka
Ardha Candra Denpasar, rasa untuk menyaksikan Mega Konser yang
diselenggarakan pada tanggal 27 Oktober 2012 oleh Koperasi Keran
kemarin, bisa dikatakan berkurang sangat jauh. Ada keraguan untuk
mengambil Tiket Masuk yang ternyata hanya seharga 50ribu rupiah saja,
sehingga saya baru memesannya seminggu sebelum pegelaran dimulai.
Bisa jadi lantaran fokus perhatian saya pribadi kini terhadap karya
om Iwan Fals sudah mulai berkurang jika dibandingkan era 80/90an dahulu,
bisa juga karena faktor kelahiran putri kami yang kedua sehingga ada
rasa berdosa jika saya meninggalkan keluarga untuk bersenang-senang
sendirian.
Ya, sendirian. Padahal dengan harga tiket masuk yang awalnya
dibanderol seharga 100ribu dan naik pada awal Oktober menjadi 125
ribuan, ternyata saya malah mendapatkan dua tiket seharga 50ribu. Lha,
trus mau ngajak siapa dong, bathin saya selama seminggu terakhir. Dan
kalo memang benar itu seharga 50ribuan, lantas apa saja yang didapatkan
bagi pembeli tiket bulan-bulan awal kemarin yah?
Berdasarkan waktu yang tertera pada HTM, kurang lebih penonton
diminta hadir pada pukul 18.00 wita, sore hari. Namun beruntung,
informasi berlanjut saya dapatkan bahwa Mega Konser om Iwan Fals kali
ini rupanya dibuka oleh dua musisi lokal Bali yang namanya sudah beken
dikenal, bli bagus Nanoe Biroe dan Trio macan eh punker Superman Is
Dead. Artinya besar kemungkinan, om Iwan Fals mendapat jatah manggung
paling akhir atau sekitar pukul 20.00 wita. It’s okay, toh mereka berdua
juga gag kalah keren dengan om Iwan. Maka agar sempat menyaksikan
penampilan keduanya, sayapun berangkat menuju lokasi konser, GOR Ngurah
Rai Denpasar sekitar pukul 18.45 wita. Yang sayangnya jauh melenceng
dari rencana.
Sampai di lokasi, waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 wita. Waktunya
SID tampil nih pikir saya. Namun ternyata meleset sangat jauh. Untuk
sekitar 30 menitan berikutnya, saya dan juga beberapa penonton lain
disuguhkan sajian iklan tentang koperasi Keran, sang penyelengara yang
jujur saja jadi agak aneh mengingat disampaikan di sebuah event konser
musik. Sepegetahuan saya selama ini menonton konser, mungkin baru kali
ini bisa ditemui presentasi seperti ini :p dan rupanya beberapa penonton
yang duduk manis di sekitaran, mengaku sejak nyampe sudah disuguhi
sajian macam ini. Lha, musiknya kapan ? :p
Tepat pukul 19.35 wita, Superman Is Dead tampil menggebrak panggung
meski dengan jumlah penonton yang masih sangat sedikit untuk ukuran
perkiraan saya pribadi. Bisa jadi seperti kata Bobby sang vokalis bahwa
‘tumben nih mereka tampil di event yang memberikan harga Tiket Masuk
50ribuan, yang bisa ditebak pembelinya hanya ‘orang-orang yang sudah
taraf dewasa sehingga sulit mengharapkan aksi penonton penuh anarki dan
mandi lumpur. Sepanjang pantauan hanya sebagian kecil penonton di
barisan depan saja yang melakukan aksi khas sajian konser musik rock.
Itupun didominasi anak-anak muda Outsiders yang secara kebetulan
tertangkap kamera dalam rentang jangkauan terbatas. Sementara kami yang
ada di barisan belakang masih santai duduk manis dan terbengong bengong.
Hehehe…
Sambutan baru mulai meriah saat SID menyatakan tampil kolaborasi
bareng om Iwan Fals lewat karya Air Mata Api dari album Mata Dewa
(1989). Vokal om Iwan yang seharusnya mendominasi lagu ini digantikan
oleh Eka sang pembetot Bass SID dengan nada yang tak kalah kerennya.
Koor makin menjadi saat karya om Iwan yang kedua dilantunkan secara
bersama yaitu Kemesraan dan secara spontan memanas saat dilanjutkan
dengan ‘Jika Kami Bersama’.
Yang keren dari penampilan SID malam itu adalah hadirnya Bobby lewat
gitar Akustik membawakan karya ‘Jadilah Legenda’ dan Jerink yang sempat
mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi alam lingkungan Bali
terutama kasus Mangrove yang belakangan menghangat. Sangat menyentuh
kawan…
Sekitar pukul 20.30an wita barulah om Iwan Fals bersama band barunya,
Toto Tewel, Feri, Raden dan siapa yah yang megang keyboard ? menggedor
lapangan GOR Ngurah Rai lewat karya-karya ternama miliknya yang
dilantunkan secara bersama-sama di sepanjang lagu. Dari ‘di bawah Tiang
Bendera, Hatta, Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi atau Sore Tugu
Pancoran dengan cepat dilahap habis oleh barisan Orang Indonesia yang
pula datang hadir jauh-jauh ke Bali. Tak lupa karya fenomenal grup Swami
dengan Bongkar dan Bento, serta Bunga Trotoar yang masih berasal dari
album yang sama.
Penonton baru terdiam saat Iwan melantunkan karya terbarunya ‘Tentang
Sampah’ yang sedianya bakalan hadir di album terbaru kelak. Namun tak
menunggu waktu lama saat ‘Wakil Rakyat, Aku Sayang Kamu hingga Pesawat
Tempurku dilantunkan. Mengagumkan. Diusianya yang kini telah menginjak
setengah abad, om Iwan Fals masih setangguh dahulu meski lontaran joke
atau sindiran moral sudah gag sekuat dulu.
Yang makin mengagumkan adalah tampilnya Drum Solo mas Raden yang
menggebuk drum setnya dengan penuh tenaga tanpa melupakan irama yang
dijaga begitu baik. Penampilan ini mengingatkan saya pada set list Drum
Solo yang biasanya hadir pada band-band besar dan ternama seperti God
Bless aka Gong 2000 lewat Yaya Muktio, Guns N Roses lewat Matt Sorum
hingga Queen. Ingatan saya juga melayang ke penggebuk drum era 90an yang
mengambil rekor MURI terdahulu.
Saking lamanya om Iwan tampil, gag terasa waktu sudah menunjukkan
pukul 23.00 wita. Usai memperkenalkan cahaya kehidupannya dari Yos sang
istri, Cikal putri om Iwan yang jadi judul album tahun 1991, serta Raya
putra terakhirnya dimana Galang diyakini berada disekitar kami, Tiga
Rambu yang kini menjadi organisasi resmi milik om Iwan, Mata Dewa
dilantunkan sebagai tembang pamungkas. Entah apakah setelah karya ini
Iwan kembali memberi tambahan setlist seperti halnya konser band ternama
lainnya, yang pasti sayapun dengan langkah pasti meninggalkan arena
yang rupanya tidak terlalu banyak menghabiskan ruang yang tersedia.
Tampilnya om Iwan Fals di Bali 27 Oktober 2012 kemarin malam, sudah
lebih dari cukup buat saya. Rasanya kalopun bakal dilanjutkan sampai
pagipun, saya sudah tidak berminat untuk melanjutkan sesi. Rasa kangen
pada putri kami yang kedua, mengalahkan segalanya. Maka langkah demi
langkahpun saya lakoni untuk pulang. Tak percuma berjalan kaki dari
rumah demi sebuah nama besar Iwan Fals.
Jujur, saya masih berharap besar bisa menonton secara langsung konser
om Iwan bersama sekian nama besar lainnya yang masuk angkatan Beliau
saat masa Orde Baru dulu. Swami, Kantata Takwa atau Dalbo. Bisa jadi ini
hanyalah sebuah impian yang brangkali harus saya pendam mengingat
kondisi kesehatan mereka yang sudah lanjut usia, atau barangkali bisa
menjadi sebuah pe-er bagi siapapun yang kelak ingin mendatangkan Iwan
Fals kembali di Bali. Yah, siapa tahu ?
*sumber: http://www.pandebaik.com
Pengalaman Haji Iwan Fals & Rosana (Istri)
Gelar pelantun Bento, bertambah sudah, menjadi Haji. Setelah selama satu bulan menjalankan ibadah haji bersama istri tercinta Rosana (Yos), memang tidak ada yang terlihat berbeda dengan penampilan Iwan Fals. Namun, jika diperhatikan secara seksama akan terlihat perbedaan. Diantaranya yaitu saat ini ia sering menggosok giginya dengan siwak dan dilehernya kini digelantungi oleh tasbih.
Rupanya, pengalaman selama satu bulan di Tanah Suci membawa hal yang positif untuk sang legenda. Kepada iwanfals.co.id, Iwan menuturkan pengalamannya selama di Tanah Suci bersama Yos. Kata-kata pertama yang keluar dari mulut Iwan saat ditanya pengalamannya menjalankan ibadah haji ialah kaget. Kenapa begitu?
Menurutnya saat pertama kali melihat Ka’bah, ia merasakan Ka’bah itu seperti masuk kedalam dadanya dan sempat membuat nafasnya tersenggal. Menurutnya itu pengalaman yang tidak dapat ia lupakan sampai kapanpun. “Saya begitu melihat Ka’bah pertama kali seperti masuk ke dalam dada. Saya sempat kaget,” ujarnya.
Saya kira kejadian itu hanya terjadi pada diri saya saja ternyata juga terjadi pada orang lain. Padahal ini bukan yang pertama saya melihat Ka’bah. Sebelumnya saya pernah tinggal di Arab selama 9 bulan tapi waktu itu saya tidak mengalami hal seperti itu. ”Mungkin juga waktu itu saya masih anak-anak jadi perasaannya berbeda,” tambahnya.
Sebelum berangkat ke tanah suci, bapak dari Galang (Alm.), Cikal, dan Raya ini memang sudah meniatkan akan berdoa demi kemakmuran bangsa Indonesia. Dan niat itu benar-benar dilaksanakannya setibanya di tanah suci. “Selain mendoakan bangsa ini, saya juga mendoakan Oi, dan banyak hal lagi yang saya minta disana. Mumpung lagi di tanah suci, saya doa sebanyak-banyaknya,” tambahnya.
Banyak cerita aneh dari orang-orang yang pernah menunaikan ibadah haji di tanah suci. Namun, hal tersebut tidak terjadi selama Iwan dan Yos berada di tanah suci. “Selama menjalankan ibadah haji tidak ada hal yang aneh yang saya temui semuanya biasa saja. Hanya pada saat tawaf, ada dua orang nenek-nenek yang jalannya saja sudah susah, tapi mereka sanggup menjalankan ibadah tawaf sampai selesai,” ujarnya.
Yang aneh justru Arab yang jarang sekali di guyur hujan, justru pada tahun ini hujan turun di Arab. Bahkan dikabarkan banyak orang meninggal karena banjir akibat hujan deras yang turun di Arab. Namun, semua itu tidak dialami baik oleh Iwan maupun Yos. Menurut Iwan, justru turunnya hujan disambutnya dengan rasa syukur.
“Waktu disana memang lagi hujan tapi saya bersyukur karena dengan adanya hujan jadi tidak ada debu. Saya disana tidak mendengar kalau banyak yang meninggal karena banjir. Saya justru dikasih kabar dari Jakarta. Soalnya yang saya lihat memang ada banjir tapi tidak parah. Karena disana jarang terjadi hujan, jadi saluran airnya tidak berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Selama menjalankan ibadah Iwan tidak pernah lepas menjaga istrinya yang kondisinya memang tidak sesehat dirinya. “Saya kan menemani istri saya naik haji, jadi waktu tawaf saya ngejagain istri saya agar tidak terhimpit jamaah lain yang badannya besar-besar. Alhamdulillah Yos bisa menjalankan semua ibadah selama di tanah suci,”ungkapnya.
Meski begitu, kesehatan Iwan sempat terganggu karena terkena flu. Namun, semuanya tidak menjadi halangan untuk Iwan dan Yos untuk menjalankan rangkaian ibadah haji. “Saya sempat flu. Tapi yos lebih dulu sembuh. Dan disana fisik Yos sangat kuat dibandingkan dengan di Jakarta. Mungkin karena dia benar-benar niat dan tulus dalam menjalankan ibadah haji jadi diberikan kekuatan oleh Allah,” ujarnya.
Di Tanah Suci, Iwan bersyukur dapat sholat tepat di depan makam Nabi Muhammad SAW. Bahkan secara diam-diam ia berhasil mengabadikannya lewat kamera HP. Namun, ia tidak bisa memegang bahkan mencium Ka’bah. Sebenarnya bukan karena ia tidak sanggup tetaapi, hal tersebut memang sengaja ia tidak lakukan karena ia tidak tega jika harus menyakiti orang lain saat ingin mendekat ke Ka’bah.
“Saya tidak sempat mencium ka’bah. Karena untuk mencium ka’bah benar-benar perlu perjuangan. Kita harus mau menginjak-nginjak orang bahkan berdesak-desakan. Saya pikir untuk apa berbuat sesuatu yang baik tapi harus menyakiti orang lain. Apalagi di Tanah Suci. Jadi saya memang tidak sempat memegang Ka’bah,” katanya.
Selain itu, bermacam-macam orang yang hadir untuk menunaikan ibadah haji tidak luput dari perhatian Iwan. Terlebih cara beribadahnya yang beraneka ragam. Namun perbedaan tersebut tidak menjadi masalah bagi masyarakat yang ada disana. Justru perbedaan tersebut membuat Iwan berfikir kalau Islam itu sangat beragam.
“Saya memperhatikan cara beribadah orang-orang yang melakukan ibadah haji. Dari cara sholatnya saja berbeda-beda. Ada yang tangannya tidak bersedakep, ada yang bersedakepnya di kiri, ada yang sama dengan kita. Lalu ada pada saat tahiyat akhir, jari telunjuknya digoyang-goyangkan. Pokoknya caranya macam-macam deh. Tapi, semua itu tidak ada yang mempermasalahkan saya pikir ini Islam yang benar. Karena, sepengetahuan saya, cara-cara tersebut ada cerita sendiri-sendiri. Tapi, kenapa di Indonesia dipermasalahkan ya?” ungkapnya.
Ia pun berharap, masyarakat Indonesia banyak belajar untuk lebih menghargai perbedaan dalam menjalankan ibadah menurut kepercayaannya masing-masing. Karena menurutnya, Islam itu memang beragam dan sangat banyak alirannya.
Gitar Kecil Setia Menemani Jika penggemar setia Iwan Fals, baik Oi maupun Fals Mania perhatikan, pada konser bulanan “Pohon Untuk Kehidupan” yang digelar sebelum kebarangkatan Iwan ke Tanah Suci, saat duet bersama diva dangdut Ikke Nurjanah, Iwan menggunakan gitar kecil buntung ala si raja dangdut Rhoma Irama. Gitar tersebut rupanya turut menemani Iwan dalam menunaikan ibadah haji.
Gitar kecil tersebut memang dipesan khusus Iwan agar dapat menemaninya saat menunaikan ibadah haji selama satu bulan penuh. Dipilihnya ukuran kecil alasannya sangat sederhana, yaitu agar dapat masuk ke dalam koper, sehingga tidak banyak orang yang mengetahuinya.
“Saya membawa gitar kecil. Tapi tidak semua orang tahu kalau saya membawa gitar, hanya ustadz saya, dan beberapa orang teman sekamar yang tahu. Dan saya hanya memainkan gitar saat istirahat dan tidak sedang beribadah,” tambahnya.
Saat bercerita tentang gitar kecil yang menemaninya, Iwan teringat kenangan saat ia tinggal di Arab selama sembilan bulan. Waktu itu usianya masih kanak-kanak, dan ia merasa tidak betah tinggal di Arab. Ia pun teringat kalau saat itu ia berdoa di depan Ka’bah agar dapat memiliki gitar dan berharap dapat menjadi penyanyi.
Mungkin karena doanya sangat tulus, Allah mendengarkan dan mengabulkan doanya. Alhasil kini Iwan-pun saat ini berhasil menjadi penyanyi nomor satu di Indonesia. “Ya, dulu saya pernah berdoa di depan Ka’bah ingin menjadi penyanyi dan saya pulang ke Indonesia membawa gitar. Sekarang saya kembali lagi membawa gitar, sekaligus laporan sama Allah kalau saya sudah menjadi penyanyi dan mudah-mudahan menjadi penyanyi yang benar,” ungkapnya.
Selain itu, alasan lainnya adalah gitar yang ia bawa bukan sekedar untuk dimainkan atau mengisi waktu luang ditengah-tengah ibadah haji. Karena, gitar yang dibawanya semata-mata hanya untuk meregangkan otot-otot jarinya agar tidak kaku. Sehingga setelah selesai menjalankan ibadah haji dan kembali ke Indonesia, ia tetap dapat menjalankan aktifitasnya sebagai pemusik.
“Saya membawa gitar kesana karena saya merasa kalau selama sebulan tidak memainkan gitar, bisa kaku semua jari-jari saya. Lagi pula saya juga harus menghapalkan lagu-lagu untuk album baru dan acara PanggungKita waktu itu. Tapi pada waktu ibadah saya tidak memainkan gitar, wah, bisa kaku semua jari-jari saya,” ujarnya seraya mengakhiri cerita pengalaman saat Ibadah Haji.
Oleh: Andri Oktavia
*sumber: http://chikalsetiawan.wordpress.com
Iwan Fals and slank
Iwan Fals: Konser Iwan Fals dan Slank di Monumen Mandala Makassar dalam penggalangan dana untuk bantuan bencana Tsunami di Aceh Iwan menyanyikan beberapa lagu dengan gitar kayunya. Konser berjalan dengan hujan deras yang mengguyur para Oi (orang Indonesia),FalsMania, dan Slanker yang berjalan dengan damai. tahun 2009
*sumber:http://bpwoi-sulsel.blogspot.com
Lagu Iwan Fals - Belum Ada Judul
Sebual lagu yang bombastis di era 90-an karya Iwan Fals yaitu Belum Ada Judul. Secara kasat mata memang cukup membingungkan bagi orang awam. Masak lagu kok belum ada judulnya? ya... begitulah sosok karismatik dari Bang Iwan sendiri. Langsung saja disimak lagu yang satu ini
Lirik
C Am
Pernah kita sama sama susah
F G
Terperangkap didingin malam
C Am
Terjerumus dalam lubang jalanan
F G
Digilas kaki sang waktu yang sombong
Am F G
Terjerat mimpi yang indah lelap
C Am
Pernah kita sama-sama rasakan
F G
Panasnya mentari hanguskan hati
C Am
Sampai saat kita nyaris tak percaya
F G
Bahwa roda nasib memang berputar
Am F G
Sahabat masing ingatkah kau
Reff:
Am Em
Sementara hari terus berganti
Am Em G
Engkau pergi dengan dendam membara di hati
C Am
Cukup lama aku jalan sendiri
F G
Tanpa teman yang sanggup mengerti
C Am
Hingga saat kita jumpa hari ini
F G
Tajamnya matamu tikam jiwaku
Am F G
Kau tampar bangkitkan aku sobat
download lagunya via 4shared
Lirik lagu Iwan Fals untuk Jokowi
Jokowi datang dari sebuah kota
Jerit ketakutan
Keras melebihi gemuruh gelombang
Yang datang
Sejuta orang-orang mengawasi cemas
Risau rakyat membawa kabar
Jakarta terbakar
Risau rakyat memberi salam
Jokowi selamat datang
Asap kebingungan
Dan bau kemunafikan
Terus menggelepar dalam ingatan
Hatiku rasa
Bukan takdir dukun
Karena aku yakin itu tak mungkin
Korbankan semua rasa
Mereka yang belum tentu biasa
Korbankan gundah gulana
Demi memilih Gubernur Jakarta
Korbankan semua rasa
Mereka yang belum tentu biasa
Tinggalkan semua curiga
Demi memilih Gubernur Jakarta
Bukan bukan itu
Aku rasa kita pun tahu
Petaka terjadi
Karena salah kita sendiri
Datangnya seorang pemimpin
Yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan
Sebagai calon pahlawan
Celoteh rakyat hingar
Bermacam alasan
Tak mau kami dengar
Di pelupuk mata hanya terlihat
Jokowi dan Ahok membenahi Jakarta
Jokowi Walikota dari Solo
Jokowi dicalonkan oleh partai
Jokowi jadi Gubernur DKI Jakarta
Jokowi menghindari jalur culas
Jokowi rakyat mana yang tak bangga
Jokowi jujur dan rendah hati
Jokowi koran-koran beritakan dia
Jokowi siap bekerja dengan tangkas
Jokowi pilih dia jangan lupa
Jokowi…Jokowi…Jokowi…..iiiiiiiiiiiiiiiiaaaaaaaaaa……..
Foto-foto OI
Menunjukan bahwa OI memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi
Semboyan yang jarang dimiliki oleh organisasi penggemar penyanyi lainya
foto Iwan Fals berduet dengan (alm)Gesang di RCTI 17 Februari 1995
Judul lagu Kembar Iwan Fals
Diatas adalah 4 buah judul lagu yang dinyanyikan Iwan Fals. Lagu ‘Mak’ adalah karya Iwan Fals dimasa dia belum populer terdapat dalam album Perjalanan tahun 1980. Lagu ‘Emak’ digarap bersama dengan Bagoes AA dan berada dalam album Wakil Rakyat tahun 1987. Lagu ‘Ibu’ karya keren Iwan Fals yang musiknya dikerjakan oleh Ian Antono dapat dijumpai dalam album 1910 tahun 1988. Lagu ‘Kebaya Merah/Ibuku’ adalah karya Iwan Fals yang diaransemen musiknya oleh kelompok SWAMI, kelompok saat Iwan Fals bergabung, dan lagu ini berada dalam album SWAMI II tahun 1991.
Mak, Emak dan Ibu maknanya sama yaitu orang tua perempuan, orang tua yang melahirkan kita. Cukup banyak lagu Iwan Fals yang berkisah mengenai Ibu dengan judul yang mirip. Memang sosok Ibu selalu menarik dikisahkan lewat media apa saja seperti dalam lagu-lagu Iwan Fals ini yang merupakan puji-pujian kepada sosok seorang ibu. Dan mungkin Iwan Fals bingung mau memberi judul apa yang tepat. Mungkin dia sempat memikirkan judul Mama, Mami, Mimi tapi dimasa itu mungkin kurang pas. Dan bisa jadi dia sudah memikirkan judul Mbok tapi ndak jadi dipake. Bunda?.
Menambahkan informasi, ada lagu dengan judul ‘Karena Kau Bunda Kami’ dalam album kelompok Dalbo th 1993. Iwan Fals juga bergabung dalam kelompok ini. Dan lagu bertema ibu dengan makna luas ini dibuat oleh Sawung Jabo, Iwan Fals ikut menyanyikannya bersama-sama personil Dalbo lainnya.
Puing dan Puing
Karena sama persis judulnya, maka untuk tidak membingungkan kita ubah menjadi ‘Puing I’ dan ‘Puing II’. Pada intinya kedua lagu ini berkisah tentang hal yang sama, yaitu mengenai perang dan penggunaan senjata nuklir. Lagu ‘Puing I’ ada dalam album Iwan Fals Sarjana Muda tahun 1981. Lagu ini bercerita mengenai suasana setelah peperangan yang menyisakan banyak duka.
Selang dua tahun kemudian Iwan Fals merilis album Sumbang tahun 1983 yang didalamnya juga ada lagu berjudul Puing, namun lagunya sedikit berbeda dengan Puing versi sebelumnya. Puing II ini bercerita mengenai dampak perang dari sisi para pengungsi. Lalu dalam album Mata Dewa tahun 1989, lagu Puing II ini diaransemen ulang dengan karakter musik rock dari Ian Antono dan vocal garang Iwan Fals. Pada album Mata Dewa judulnya juga sama, Puing.
Cukup membuat bertanya-tanya, mengapa dalam tempo dua tahun Iwan Fals merilis lagu yang berbeda namun menggunakan judul yang sama. Bukannya bisa saja dia memilih judul lainnya. Tapi itu tentu rahasia dapur Iwan, kita cukup menikmati lagunya saja.
Nak dan Nak
Lagu ini judulnya juga sama persis. ‘Nak’, gitu saja. Supaya tidak membingungkan, maka penggemar memberi tambahan pada judulnya, yaitu ‘Nak’ dan ‘Nak (2)’. Yang berjudul ‘Nak’ ada dalam album Iwan Fals bertitel Sugali tahun 1984. Sedangkan yang ‘Nak (2)’ ada dalam album Iwan Fals bertitel 1910 tahun 1988.
Kedua lagu ini intinya sama saja bercerita mengenai harapan orang tua kepada anaknya. Namun terdapat perbedaan mencolok diantara kedua lagu ini. Yang lagu ‘Nak’ berisi harapan seperti pada umumnya orang tua kepada anak lelakinya agar kelak menjadi anak yang mandiri. Sedangkan lagu ‘Nak (2)’ malah semacam keputusasaan orang tua terhadap masa depan anak-anaknya yang dianggap susah diraih bila ditempuh dengan cara yang wajar. Lagu Nak yang kedua ini adalah kritikan Iwan Fals terhadap timpangnya kehidupan sosial sehari-hari dimana orang jujur dimusuhi, orang salah di sembah-sembah.
Kota dan Kota
Dalam album Aku Sayang Kamu tahun 1986, Iwan Fals merilis lagu ‘Kota’. Dalam lagu ini, kota dikisahkan sebagai tempat yang buas tempat bertarung untuk kehidupan, penuh kelicikan disetiap sudutnya. Lagu ini dinyanyikan Iwan Fals dengan karakter kuat dengan nada-nada ekstra tinggi dan lepas. Mbah yakin sekarang Iwan Fals bakal kerepotan menyanyikan ulang nada-nada tinggi dalam lagu ini.
Selang setahun kemudian muncullah album Lancar (1987), album ini semacam kolaborasi Iwan Fals dengan kawan-kawannya yaitu Maman Piul dan Dama Gaok. Dalam album ini muncul lagi lagu yang berbeda namun berjudul sama persis, yaitu Kota.. Untuk tidak membingungkan, maka penggemar menamakan judul lagu dalam album Lancar ini menjadi Kota (2). Point isinya juga sama mengenai kerasnya hidup di kota.
Asik kan, dalam tempo setahun penyanyi yang sama merilis dua lagu berbeda dengan judul yang sama persis.
Kedua lagu ini berada dalam album Iwan Fals yang sama, yaitu album Aku Sayang Kamu tahun 1986. Judulnya memang sama dan dibedakan dengan Timur Tengah I dan Timur Tengah II yang tercetak pada cover. Berupa lagu mengenai konflik di kawasan Timur Tengah yang terjadi saat lagu ini dirilis.
Khusus untuk lagu Timur Tengah II, lagu ini selanjutnya dirilis ulang dengan aransemen musik yang berbeda dengan vocal Iwan Fals yang lebih gahar dan sentuhan musik rock khas Ian Antono. Lagu ini kemudian diganti/ditambahkan judul ‘Bakar’ dan dimasukkan kedalam album Mata Dewa tahun 1989.
Potret dan Potret
Saat bersama kelompok SWAMI, Iwan Fals menyanyikan lagu berjudul ‘Potret’ yang dikemas dalam album fenomenal SWAMI tahun 1989 yang melahirkan hits Bento dan Bongkar. Lagu Potret versi SWAMI ini berisi semacam penolakan terhadap nasehat yang sering diberikan tanpa menyertakan solusi atau sesuatu yang nyata. Mungkin lagu ini mengkritik para motivator-motivator yang kerap tampil. Mereka menyemangati orang untuk sukses, tapi hanya sebatas omongan. Merek menjual nasehat untuk memperkaya dirinya saja. Peduli orang berhasil menjalankan nasehatnya itu atau tidak.
Lalu pada album Belum Ada Judul tahun 1992, kembali Iwan Fals merilis lagu berjudul ‘Potret’. Namun lagu ini sangat berbeda jauh dengan Potret sebelumnya. Pada versi ini Iwan Fals menterjemahkan profil kehidupan kota dengan segala macam warna-warninya dalam sebuah lagu yang hanya diiringi gitar akustik yang dimainkannya sendiri.
Dua lagu yang jauh berbeda namun berjudul sama persis. Yang satu ada saat Iwan Fals bergabung dalam format kelompok musik, sisanya dalam format solo album Iwan Fals.
Ada pula lagu Iwan Fals dengan judul Potret Panen + Mimpi Wereng. Kalo yang ini judulnya tidak dianggap sama meski diawali dengan 'potret' :).
-------------------
sumber:iwanfalsmania.com
Konser Iwan Fals Di Surabaya, Nopember 2012
Awalnya saya mengira penonton akan membludak memenuhi lapangan sepakbola, ternyata tidak. Padahal tiket dihargai 35 ribu rupiah, masih lebih mahal tiket masuk konser di Panggung Kita, Leuwinanggung (rumah Iwan Fals). Perkiraan meluapnya penonton juga karena faktor lokasi di Stadion Tambaksari yang memang langganan konser dan menyimpan sejarah konser akbar Iwan Fals saat masih bersama Kantata Takwa tahun 90-an silam. Saat itu membuat stadion ini seperti tidak dapat menampung penonton.
Cuaca memang sangat terik, saya yang tinggal di Surabaya saja cukup tersiksa siang itu apalagi teman-teman yang datang dari berbagai kota termasuk dari Jakarta yang cuacanya tidak sepanas kota pahlawan ini. Saya lihat beberapa kawan menjadi lemas tidak bersemangat, termasuk saya yang sampai menghabiskan 3 botol sedang air mineral. Andai penonton penuh, rasanya banyak yang pingsan. Dan mungkin karena faktor cuaca ini, saya amati penampilan Iwan Fals dan Band tidak terlalu menggebu-gebu.
Jingle Kopi Top
Kopi Top
(Iwan Fals)
Pagi siang sore malam
Apalagi ngumpul bareng teman-teman
Ngobrol ngalor ngidul asiknya nggak karuan
Serasa dunia milik kita
Pagi siang sore malam
Walaupun luntang lantung sendirian
Kopi Top kopi Top
Serasa jadi orang paling top
Inspirasi mengalir cukup secangkir
Kopi Top kopi Top... Top coffee
Top topnya kopi Top
Kopi Top kopi Top... Top coffee
Top topnya kopi Top
Sruput sruput sruput sruput
sumber: iwanfalsmania.com