Album baru Iwan Fals 2013
Iwan fals konser di Serang
TEMPO.CO, Jakarta - "Selamat bengi Wong Serang, piye kabare? Sire wes mangan durung?" kata Iwan Fals ketika naik ke panggung.
Sapaan akrab dan bersahaja Iwan itu langsung dibalas oleh pengunjung, "Durung Bung Iwan! I love You! Bang Iwan, Bang Iwan," jawab penonton antusias.
Sabtu
malam kemarin, 25 Mei 2013, Iwan Fals beraksi dalam Top Coffe Concert
Iwan Fals and Band di Lapangan Taman Wisata Wulandira, Serang. Konser
yang dimulai pukul 20.00 ini dipadati penggemar Iwan Fals yang berjumlah
sekitar 10 ribu orang.
Konser ini merupakan rangkaian tur ke 15 kota di Indonesia. Di kota kelima ini, Iwan Fals akan membawakan 15 hingga 18 lagunya. Panggung di-setting
dengan pagar besi berlapis empat pagar dilengkapi penempatan aparat
keamanan dari kepolisian setempat. Sebelumnya, sejak 13 April 2013,
konser Iwan Fals sudah berlangsung di empat kota, yaitu Singkawang,
Lampung, Purwakarta, dan Batam.
"Kalau kalian durung mangan, sama bae, kita juga durung mangan.
Malam ini bulan begitu indah dan menyinari acara malam ini. Mohon kerja
samanya. Mohon tertib, ya. Kalian cinta damai? Pasti kita jadikan malam
ini acara yang indah, damai. Setuju??" teriak Iwan bersemangat disambut
sorak penonton histeris.
Penyanyi berusia 53 tahun ini sebelum
memulai acara melakukan penyerahan pohon kepada Orang Indonesia,
organisasi penggemar Iwan dari wilayah Cilegon. "Kita harus cinta damai,
mencintai lingkungan. Dan dengan dua pohon ini, saya titipkan. Meski
sekarang masih kecil, dia akan tumbuh besar," ujar Iwan.
Malam
itu, Iwan Fals tampil dengan gaya bersahaja. Mengenakan kaus dan celana
jins hitam, ikat kepala, dan kacamata, Iwan menenteng gitar dan
harmonika. Iwan membuka konser dengan lagu Belum Ada Judul, kemudian diikuti lagu Desa, Langit Tak Lagi Biru, Tanam Siram Tanam, Top Kopi, dan Bongkar.
Penonton
yang memenuhi lapangan Taman Wisata Wulandira, Serang, ini tampak
antusias menikmati suguhan lagu-lagu Iwan Fals. Meski dengan teriakan
histeris, mereka tampak tertib dan damai mengikuti jalannya konser.
Iwan Fals - Kereta Tiba Pukul Berapa
Kisah seorang Iwan Fals yang menunggu kekasihnya
Iwan fals - Sumbang
Salah satu dari sekian lagu Virginiawan Listanto /Iwan Fals yang bertema perjuangan melawan koruptor. Sama seperti lagunya di era 80-an, lirik menyentilnya ditujukan kepada pemerintah yang korup,pengecut,dan penjilat. "Maling teriak maling sembunyi balik dinding pengecut, lari terkencing-kencing". Di jaman Soeharto sendiri korupsi sudah menjadi teman bajingan dan karena hal itulah yang membuat sang Pahlawan lirik membuat lagu ini.
*Lirik
Sumbang
Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 )
Kuatnya belenggu besi
Mengikat kedua kaki
Tajamnya ujung belati
Menghujam di ulu hati
Sanggupkah tak akan lari
Walau akhirnya pasti mati
Di kepala tanpa baja
Di tangan tanpa senjata
Ah itu soal biasa
Yang singgah didepan mata kita
Lusuhnya kain bendera dihalaman rumah kita
Bukan satu alasan untuk kita tinggalkan
Banyaknya persoalan yang datang tak kenal kasihan
Menyerang dalam gelap
Memburu kala haru dengan cara main kayu
Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu
Memburu kala haru dengan cara main kayu
Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu
Setan setan politik
Kan datang mencekik
Walau dimasa paceklik
Tetap mencekik
Apakah selamanya politik itu kejam ?
Apakah selamanya dia datang tuk menghantam ?
Ataukah memang itu yang sudah digariskan
Menjilat, menghasut, menindas, memperkosa hak hak sewajarnya
Maling teriak maling
Sembunyi balik dinding
Pengecut lari terkencing kencing
Tikam dari belakang
Lawan lengah diterjang
Lalu sibuk (kasak kusuk) mencari kambing hitam
Selusin kepala tak berdosa
Berteriak hingga serak didalam negeri yang congkak
Lalu senang dalang tertawa
Ya ha ha
Iwan Fals - Nak
Sebuah lagu yang berisikan nasehat seorang bapak kepada anaknya yang
kelak menempuh hidup penuh dengan rintangan. Lirik lagu ini juga
menyebutkan masa anak akan sendiri berjuang diri tanpa bantuan kedua
orang tuanya.
Jauh Jalan Yang Harus Kau Tempuh
Mungkin Samar Bahkan Mungkin Gelap
Tajam Kerikil Setiap Saat Menunggu
Engkau Lewat Dengan Kaki Tak Bersepatu
Duduk Sini Nak Dekat Pada Bapak
Jangan Kau Ganggu Ibumu
Turunlah Lekas Dari Pangkuannya
Engkau Lelaki Kelak Sendiri
Jauh Jalan Yang Harus
Kau Tempuh
Mungkin Samar Bahkan
Mungkin Gelap
Duduk Sini Nak Dekat Pada Bapak
Jangan Kau Ganggu Ibumu
Turunlah Lekas Dari Pangkuannya
Engkau Lelaki Kelak Sendiri
Iwan Fals Lagu Generasi Frustasi
Sedang frustasi????
Mata indah bola pimpong
Ya... kembali lagi kita simak sebuah video yang menurut saya pribadi, lagu ini sangat menyentuh. Dari liriknya enak direngar berkat denting piano. Kisah para jomblo'ers sedang dirundung ngebet pacaran hahaha. yuk kita lihat. Sang jomblo, sedang menggoda janda *eh
Semoga bermanfaat
Iwan Fals Bela Slank di Festival Soundrenaline 2012
Serpong - Iwan Fals, penyanyi dan pencipta lagu
legendaris di sela-sela penampilannya di festival Soundrenaline 2012
yang digelar semalam di Serpong, Tangerang secara terbuka menyatakan
keheranannya atas pencekalan yang menimpa Slank di ajang tersebut.
Di
hadapan puluhan ribu “umat” OI (Orang Indonesia) yang menyaksikan
jalannya konser ia menyatakan pembelaannya kepada band rock and roll
dengan jutaan penggemar di seluruh Indonesia tersebut.
“Di
tengah-tengah suasana gembira seperti ini, pesta musik, ada teman kita
yang nggak bisa main hari ini, Slank. Saya nonton televisi ada
beritanya, mereka dilarang main. 2012 masih nggak boleh main? Aneh!
Pasti yang nggak bolehin mereka main itu Bento,” ujarnya lantang yang
segera direspon cemoohan massal dari massa penonton.
Bento sendiri dalam dialek Jawa Timur itu kerap disamakan artinya dengan bodoh.
Tak
hanya sampai di situ, Iwan Fals bahkan mendedikasikan salah satu hit
protes terbesarnya sepanjang masa, “Bento,” khusus bagi pihak-pihak yang
melarang Slank tampil di festival musik hidup nasional tahunan terbesar
di Indonesia yang digelar di Lapangan Sunburst, Bumi Serpong Damai
tersebut.
“Sabar Ridho, Kaka, Abdee dan semua teman-teman Slank,
mudah-mudahan ada kesempatan lain, anggap saja yang ngasih izin lagi
khilaf,” imbuh Fals lagi.
Hanya sepekan sebelum digelarnya
Soundrenaline 2012, pihak manajemen Slank menerima pemberitahuan dari
pihak penyelenggara bahwa kepolisian wilayah Tangerang memberikan izin
bagi digelarnya Soundrenaline di Serpong namun dengan syarat tanpa
kehadiran Slank. Sayangnya, pencekalan kepolisian terhadap Slank ini
ternyata tidak disertai alasan yang jelas.
“Mereka harus
bertanggung jawab terhadap Slankers (sebutan bagi penggemar Slank) yang
mengira kami akan main. Pihak kepolisian juga harus bisa menjelaskan
kenapa Slank nggak boleh tampil, sementara band lainnya boleh.
Perbedaannya apa?” sesal gitaris Abdee Negara saat dihubungi Rolling Stone via telepon beberapa waktu lalu.
Sementara itu kembalinya Iwan Fals di ajang Soundrenaline setelah absen selama beberapa tahun terbukti menjadi salah satu highlight dari festival tersebut.
Sebelum
memulai konsernya semalam, Iwan Fals sempat memimpin doa ribuan massa
Soundrenaline yang ditujukan bagi para korban bentrok antara warga di
Lampung Selatan yang terjadi belum lama ini.
Sejurus kemudian
dengan hanya berbekal gitar dan harmonika ia membuka sakralnya konser
dengan nomor “Belum Ada Judul” dan berlanjut dengan iringan band di
lagu-lagu klasik seperti “Bongkar,” “Bento,” “Pesawat Tempur,” “Yang
Terlupakan” hingga “Manusia Setengah Dewa.”
Ia sempat pula
bercerita tentang protes Raya, anaknya yang berusia sembilan tahun yang
dilarang untuk menyaksikan konser ayahnya di Soundrenaline 2012 karena
acara tersebut disponsori oleh perusahaan rokok, A Mild.
“Salut
saya untuk panitia yang sangat tegas menetapkan larangan datang ke
konser bagi mereka yang berusia di bawah 18 tahun,” ujarnya lagi.
Selain
penampilan Iwan Fals, festival Soundrenaline 2012 yang menurut
penyelenggara dihadiri lebih dari 54 ribu penonton menampilkan pula 34
artis lainnya di tiga panggung berbeda yaitu NOAH, Netral, Jamrud, GIGI,
Deadsquad, Andra and the Backbone, Seringai, Naif, /rif, Kotak,
Burgerkill, Superman Is Dead, Komunal, The S.I.G.I.T. dan sebagainya.
Terlepas
dari kemeriahan dan kemegahan festival yang tahun ini genap berusia
satu dekade tersebut, saat jeda Isya, menurut Metro TV, sempat terjadi
insiden pembakaran loket penjualan tiket dari sekelompok massa yang
mencoba untuk merangsek masuk ke dalam venue. Untungnya, kericuhan ini segera saja ditangani oleh pihak kepolisian dan tidak merembet hingga ke dalam.
Insiden
lainnya terjadi saat band yang terakhir tampil di Community Stage,
Seringai, di tengah lagu terakhir “Mengadili Persepsi” mendadak tanpa
ada pemberitahuan sebelumnya dicabut listriknya hingga akhirnya konser
terpaksa terhenti. Hal ini sempat menyulut protes dari ribuan penggemar
mereka dan bahkan para personel Seringai sendiri di belakang panggung.
Walau
protes keras dilemparkan namun sama sekali tidak terjadi kerusuhan dari
para penonton Seringai, semua pulang dalam damai walau penampilan band
idola mereka menjadi anti-klimaks.
Sumber:http://rollingstone.co.id
Diidolakan Munir, Ini Komentar Iwan Fals
TEMPO.CO, Jakarta
- "Satu Hilang Seribu Terbilang. Patah Tumbuh Hilang Berganti." Itulah
kalimat yang diucapkan musisi Iwan Fals begitu mengingat Munir. Sang
aktivis HAM kebanggaan Indonesia ini meregang nyawa, dibunuh di atas
pesawat Garuda oleh seorang pilot bernama Pollycarpus, dalam
perjalanannya ke Belanda untuk melanjutkan studi S2 pada 7 September
2004 lalu.
Dua kalimat ini juga ada dalam lirik lagunya yang
berjudul "Pulanglah". Lagu khusus yang dibuat Iwan setelah mendengar
siaran radio yang mengabarkan Munir meninggal, September delapan tahun
lalu.
Menurut Iwan, semangat perjuangan yang dipancarkan aktivis
pembela kaum buruh ini menyebar ke seluruh negeri. Semangat itu juga
mempengaruhi Iwan. Ia tak bisa membayangkan jika bisa berinteraksi
langsung dengan Munir saat dia masih hidup.
"Mendengar nama
Munir saja cukup jadi semangat saya. Padahal, saya ini hanya kena
energinya, kena kabar-kabarnya," kata Iwan Fals seperti dikutip dari
film dokumenter berjudul "Kiri Hijau Kanan Merah" produksi Watchdoc dan
KASUM yang disutradarai jurnalis muda Dandhy Dwi Laksono.
Jika
dua tokoh ini bertemu, mungkin keduanya bisa saling memuji. Soalnya,
Munir juga dikenal mengidolakan Iwan Fals. Ini terbukti dari koleksi
kaset lagu-lagu Iwan Fals yang lengkap dimiliki Munir. Sampai saat Munir
meninggal, Iwan tak tahu itu. "Hah? Itu penghargaan buat saya," ujar
penyanyi yang dulu kerap mengkritik pemerintah ini.
sumber :http://www.tempo.co